Gugusan alam ranah Minang masih menyimpan gunung merapi aktif. Gunung Marapi adalah sebuah gunung vulkano dengan beberapa buah kawah aktif. Gunung ini tergolong gunung yang paling aktif di Pulau Sumatera.
Geografis
Objek Wisata Alam
Terdapat beberapa jalur pendakian di jalur ini, namun titik start yang dapat Anda tempuh adalah dari Koto Baru. Sebelum melakukan pendakian, pastikan dahulu Anda telah menyiapkan bekal yang dibutuhkan seperti tenda, makanan, air, jaket dan perlengkapan lainnya. Dari pasar Koto Baru menuju pos pendakian, Anda harus memilih untuk memulai dengan jalan kaki atau angkutan pedesaan yang menuju ke pos pendakian. Pilihan berjalan kaki akan menghabiskan waktu sekitar 30 menit untuk sampai di pos pendakian.
Dari pos pendakian perjalanan dilanjutkan menuju Parak Batuang dengan melewati perkebunan penduduk. Di Parak Batuang Anda akan merasakan nikmatnya kesegaran udara Gunung Marapi dan mengisi botol minuman di sumber air yang terdapat di daerah ini. Dari parak batuang, membutuhkan waktu pendakian kira-kira 5 jam untuk mencapai puncak. Perjalanan diisi dengan pemandangan hutan tropis dan beberapa jalur pendakian yang cukup terjal. Setelah sampai di puncak, sebaiknya Anda memilih lokasi di cadas untuk tempat camp (berkemah). Untuk mencapai puncak sebaiknya dilakukan saat subuh, sehingga kita bisa menikmati pemandangan matahari terbit (sunrise) Gunung Marapi ini dan menikmati pemandangan yang mempesona di Gunung Marapi ini di pagi hari. Dari puncak Gunung Marapi ini mata Anda akan menyapu pemandangan Kota Bukittinggi, Gunung Singgalang, pemandangan Danau Singkarak yang berada di Kabupaten Solok.
Legenda Penduduk
Keberadaan Gunung Marapi sangat kental karena mempunyai nilai historis bagi masyarakat Minangkabau, Sumatera Barat. Konon menurut sejarahnya, nenek moyang orang Minangkabau berasal dari lereng Gunung Marapi, hal ini ditandai dengan terdapatnya Nagari Pariangan di Kabupaten Tanah Datar. Nagari Pariangan merupakan cikal bakal dari lahirnya sistem pemerintahan masyarakat berbasis nagari di Sumatera Barat. Sebuah animo unik yang berkembang di masyarakat, bahwa jika seseorang belum pernah mendaki Gunung Marapi maka orang tersebut belum “lengkap” disebut sebagai orang Minangkabau.Puncak Marapi dalam legenda Minang adalah awal dari lahirnya Ranah Minangkabau. Awal lahirnya Minang Darek (wilayah pegunungan Marapi) nenek moyang bangsa yang diyakini masih keturunan Iskandar Zulkarnaen dari Macedonia itu dikisahkan dalam Tambo terdampar saat berlayar di Puncak Marapi dan saat surut banjir, nampaklah di bawah kaki gunung Luhak nan Tigo (3 cekungan daratan) maka rombongan kapal yang terdampar itu mulai menuruni 3 wilayah itu, Luhak nan Tigo itu yang sekarang diketahui sebagai Wilayah Kabupaten Tanah Datar (kota Batusangkar dan Padangpanjang), yaitu Luhak nan Tuo, Wilayah Kabupaten Agam (Kota Bukittinggi) sebagai Luhak nan tengah, dan Kabupaten Limapuluhkota (Kota Payakumbuh) sebagai Luhak nan Bungsu. Legenda ini lah yang diimani penduduk setempat sebagai cikal bakal lahirnya masyarakat Minangkabau yang memiliki adat istiadat budaya yang khas dan unik. Sejatinya Minangkabau adalah masyarakat pegunungan dimana Gunung Marapi menjadi Simbol Budayanya diinfokan dari orang tua dahulu bahwa Rumah Gadang dalam kepercayaannya harus didirikan dengan menghadap ke Gunung Marapi.
SUMBER
Tidak ada komentar:
Posting Komentar