MOUNTAIN CLIMBER: Puncak Jayawijaya

Jumat, 11 Maret 2016

Puncak Jayawijaya

Puncak Jayawijaya | Kali ini twisata.com akan membahas tentang salah satu destinasi wisata pendakian yang ada di Indonesia, yang dikenal sebagai Puncak Jayawijaya. Puncak Jayawijaya merupakan gunung dengan ketinggian hingga 4.884 m dpl. Terletak pada titik koordinat S 04°04.733 dan E 137°09.572.
Gunung ini menjulang memecah langit dan menembus awan dengan indahnya. Puncak Jayawijaya merupakan gunung kapur terbesar di Indonesia. Gunung ini merupakan titik tertinggi yang ada di pulau Papua, atau bahkan di Oseania dan benua Australia. Puncak Jayawijaya adalah titik tertinggi yang meliputi Andes dan Himalaya, serta disebut – sebut sebagai puncak tertinggi dari berbagai pulau di belahan dunia.
Secara administratif Puncak Jayawijaya barada di Range Sudirman atau Dugunduguo, tepatnya di provinsi Papua Barat. Puncak Jayawijaya merupakan puncak tertinggi dari seluruh bagian wilayah Indonesia. Gunung ini masuk dalam deretan pegunungan Jayawijaya yang membentang sangat luas, bahkan menyatukan dua negara. Pegunungan ini memanjang dari provinsi Papua Barat wilayah Indonesia hingga Papua Nugini di Pulau Irian. Namun diantara pegunungan yang luas ini, gunung tertinggi ada di wilayah provinsi Papua Barat - Indonesia. Sehingga secara administratif Indonesia masih sangat beruntung, karena di puncak itulah yang menjadi incaran para trakker dunia.
Indonesia sendiri merupakan negara yang beriklim tropis. Seperti yang sudah Anda ketahui, negara ini membentang di atas garis Katulistiwa, maka tidaklah mungkin ada salju di tanah ini. Namun hukum tersebut tidak berlaku untuk Puncak Jayawijaya. Karena dinginnya salju selalu menyelimuti Puncak Jayawijaya. Sungguh aneh, namun inilah yang menjadi daya tarik tersendiri bagi Puncak Jayawijaya. Gunung ini merupakan satu – satunya gunung yang diselimuti salju di wilayah Indonesia. Meskipun tidak semua puncak di pegunungan Jayawijaya ini bersalju.
Gunung ini juga termasuk dalam tipe Alpine Glaciation jika dilihat dari tipe gletsernya. Sedangkan di tempat yang lebih rendah dari puncak tertinggi, dapat dikategorikan kedalam tipe Valley Glacier. Valley Glacier merupakan gletser yang mencair sehingga turun dan mengalir ke tempat yang lebih rendah. Dapat dipastikan, di wilayah Pegunungan ini juga terdapat sungai es. Fenomena ini tidak akan bisa anda temui di belahan bumi manapun. Sangat unik dan mengagumkan. Puncak Jayawijaya masuk dalam “ Seven Summit ” yaitu tujuh puncak benua, dan biasa dikenal sebagai Piramida Carstenz.
Berada di Puncak Jayawijaya merupakan impian pendaki sejati yang ingin menyaksikan indah dan keunikannya gunung tersebut. Apabila Anda melihat dari udara gunung ini bagaikan brownies yang di siram dengan susu kental manis rasa vanilla. Bahkan, ketika sinar matahari menerpa, pemandangan digunung ini juga tak kalah menariknya. Cahaya matahari dipantulkan oleh putinya salju, membuat kilauan – kilauan nyata yang mengagumkan.
Puncak Jayawijaya atau lebih dikenal dunia dengan nama Piramida Carstenz memiliki suhu hingga 0 derajad celcius, bahkan bisa minus pada kondisi – kondisi tertentu. Di Puncak Jayawijaya oksigen sangat sulit didapatkan, dengan medan yang terjal dan berbahaya sehingga dapat dikatakan sebagai tujuan trakking yang sangat menantang. Namun itu semua akan terbayarkan dengan pemandangan alam yang disuguhkan oleh gunung tersebut. Hal ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi para trakker jika bisa sampai di Piramid Carstenz. Sebuah warisan alam yang unik dan menantang.
Ketika berada disana, akan banyak Anda temui Suku Dani, penduduk setempat yang tergolong primitif. Didalam keseharian mereka masih hidup dengan adat, budaya bahkan kebiasaan seperti manusia di zaman batu. Cukup aneh, di zaman yang modern bahkan teknologi sudah sangat canggih, masih ada saja suku yang seperti ini. Namun disinilah titik keunikannya. Selain dapat trakking ke Puncak Jayawijaya yang sungguh mempesona, Anda akan memperoleh pengalaman baru, yaitu bertemu langsung dengan warga Suku Dani yang kaya akan kebudayaan. Di tengah – tengah mereka, Anda akan merasakan sensasi menjadi manusia di zaman batu. Pengalaman yang paling mengesankan bagi Anda jika dapat bertemu langsung dan bertegur sapa dengan mereka.
Puncak Jayawijaya memang berada di negara Indonesia, namun trakker yang datang lebih banyak dari luar negeri. Mereka tertarik untuk menaklukan salah satu gunung tertinggi yang masuk ke dalam 7 puncak tertinggi di dunia dengan segala keunikannya. Bahkan tercatat lebih dari 300 trakker asal luar negeri sengaja datang untuk mengunjungi Puncak Jayawijaya, akan tetapi kebalikan dari itu jumlah trakker lokal hanya puluhan saja. Hal ini dikarenakan untuk mendapatkan perijinan mendaki gunung ini sangatlah rumit.
Perlu Anda ketahui, 5% dari cadangan es di dunia, ada di Puncak Jayawijaya. Namun, karena pemanasan global yang kian menjadi – jadi, sebagian es di gunung ini kian mencair tiap tahunnya. Sangat disayangkan, karena wisata alam yang tergolong unik, bahkan menakjubkan harus menanggung akibatnya. Nah sebelum es di Puncak Jayawijaya mencair sepenuhnya, jangan sia – siakan waktu Anda untuk berkunjung dan menikmati pesona alam yang unik dari Puncak jaya Wijaya di Pulau Papua.

Sejarah Ditemukan Puncak Jayawijaya

Puncak Jayawijaya ditemukan pertama kali Jan Carstensz pada tahun 1623. Ia adalah seorang petualang dari negeri Belanda. Karena penemuan itulah, Puncak Jayawijaya lebih dikenal dengan nama Carstensz Pyramid oleh dunia. Diambil dari nama “Carstensz” sendiri untuk menghargai jasanya, dan Pyramide berarti puncak. Sedangkan nama Puncak Jayawijaya, merupakan nama yang diberikan oleh Ir. Soekarno setelah berhasil membebaskan wilayah Papua barat dari jajahan Belanda.
Awalnya tidak ada yang percaya dengan temuan  Jan Carstensz. Sebuah gunung yang di selimuti oleh es di daerah yang tropis. Memang jika dipikir kurang masuk akal. Namun setelah 3 abad dari penemuan ini, warga dunia barulah percaya jika gunung tersebut benar – benar ada. Hingga sekarang menjadi salah satu objek wisata pendakian kebanggaan Indonesia bahkan di dunia.
Pesona gunung tertinggi di Indonesia sudah tidak dapat diragukan lagi. Bahkan dunia pun mencatatnya dalam “Seven Summit” yaitu Tujuh Puncak Dunia. Karena keunikan dari gunung tersebut, sehingga tempat ini menjadi incaran para pendaki di dunia. Menurut ahli geologi dunia, pada seribu abad silam, dunia hanya mempunyai satu benua yang dikenal sebagai Benua Panggea. Namun karena desakan alam, benua ini pun terpecah menjadi dua bagian, sehingga membentuk benua baru. Dinamakan benua Laurasia daan benua Eurasia. Benua Eurasia inilah yang akhirnya pecah kembali dan membentuk beberapa bagian, seperti daratan Amerika selatan, India, Afrika, dan Australia.
Di benua Australia terjadi pengendapan serta pergeseran lempeng. lempeng Indo-Pasifik dengan Indo-Australia bertumbukan di dasar laut. Karena fenomena inilah sehingga menghasilkan busur pulau yang dipercaya sebagai awal dari terbentuknya pulau Papua beserta pegunungannya yang sangat indah. Bukti bahwa Pulau Papua merupakan bentukan alam yang awalnya adalah bagian dari dasar laut terlihat dari aneka fosil laut dan berbagai macam bebatuan di Puncak Jayawijaya. Karena proses sedimentasi beserta tumbukan lempeng dalam jutaan tahun silam, sehingga fenomena alam ini terbentuk dan dapat di lihat dengan nyata.

Perjalanan Menuju Jayawijaya Papua

Untuk hal yang satu ini, tentunya anda harus menyiapkan dana yang tidak sedikit. Karena untuk menjangkau Puncak Jayawijaya tidaklah mudah. apabila Anda berasal dari luar kota, Anda harus transit di Lembah Illaga, Papua. Dari  sana Anda harus melakukan trakking di sebuah hutan yang lebat yang memiliki kumpulan satwa yang cukup berbahaya. Untuk menempuhnya, diperlukan waktu sekitar 7 hari perjalanan. Rute ini tergolong sulit, sehingga ada baiknya Anda menempuh jalur lain yaitu dengan menggunakan hellicopter yang akan membawa Anda menuju tempat perkemahan dari wilayah Puncak Jayawijaya yaitu bertempat di Danau Valley. Hal ini sangat disarankan, mengingat bahaya yang akan Anda temui di hutan.
Selain transportasi, perkemahan dan perlengkapan yang memadai, Anda juga harus melakukan perijinan kepada petugas jauh – jauh hari. Mengingat di wilayah ini sangat rawan konflik antar suku, maka dibutuhkan keahlian khusus untuk menangani masalah perijinan. Sangat disarankan Anda memakai jasa agen perjalanan, agar memudahkan Anda untuk menjangkau Puncak Jayawijaya dengan mudah.
Memang untuk mendapatkan surat ijin bukanlah hal yang mudah, medan yang akan ditempuh juga sulit dan berbahaya, sehingga untuk sampai di Puncak Jayawijaya juga bukanlah hal yang gampang, selain itu dana yang dikeluarkan juga tidak sedikit. Dibutuhkan keseriusan dan kegigihan untuk mencapai puncak tertinggi dari gunung ini. Namun itu semua kan terbayarkan dengan sensasi yang akan didapatkan oleh trakker ketika sampai di Puncak Jayawijaya. Pemandangan yang spektakuler serta menakjubkan akan membuat Anda kehabisan kata – kata untuk melukiskannya. Walaupun tidak dapat dipungkiri, untuk mencapainya, menguras banyak tenaga dan isi kantong tentunya.

Oleh – Oleh dan Kuliner Khas Papua

Sepertinya sangat tidak lengkap, jika sudah berkunjung ke Pulau Papua, tapi tidak membawa oleh – oleh dari sana. Papua memiliki buah tangan yang beragam. Mulai dari kaos yang bertuliskan Papua, pajangan yang unik, lukisan dari kulit kayu, cokelat yang nikmat, sarang semut, hingga ramuan buah merah yang sudah di kenal khasiatnya.
Koteka, nama ini sudah tak asing lagi. Sebuah benda yang biasa di gunakan untuk menutup kelamin laki – laki dewasa asli dari daerah Papua. Namun benda ini menjadi incaran para pengunjung. Mungkin karena fungsinya yang unik, dan tidak akan Anda temui di daerah manapun selain di pulau Papua.
Bukan hanya itu, di Papua juga banyak yang menyediakan kerajinan tangan seperti Nokem. Apa itu nokem? Nokem adalah tas yaang terbuat dari akar kayu. Selain itu, beragam gelang dan kalung cantik buatan tangan juga dapat anda temui disana. Ada juga topi berbulu dan rok rumbai – rumbai yang cantik. Untuk Anda pecinta barang antik, disanalah tempat yang cocok untuk berburu. Selain itu, juga ada tombak, busur dan panah. Di Papua juga memiliki batik yang cantik. Warna kain batik tersebut cenderung cerah dan pastinya bercorak serta bermotif khas Papua.
Seperti yang kita ketahui, di Papua makanan pokoknya tidak sama dengan di Jawa. Kalau di Jawa kita sudah akrab dengan yang namanya nasi, lain dengan di Papua, mereka memiliki kebiasaan untuk memakan sagu.  Ya... sagu merupakan makanan pokok masyarakat Papua. Untuk masalah kuliner, masyarakat Papua juga tidak kalah dengan daerah lain. Yang pertama ada Papeda. Bahan dasar untuk membuat makanan ini ialah sagu, yang merupakan makanan pokok khas Papua. Untuk membuat papeda, berbahan dasar sagu tersebut diolah sehingga menjadi lengket seperti lem. Rasanya pun hambar. Namun Papeda biasanya dinikmati dengan lauk lainnya seperti ikan atau daging. Uniknya, lauk yang di santap dengan Papeda haruslah berkuah dan berwarna kuning.
Selanjutnya yaitu Martabak Sagu. Sesuai namanya, bahan dasar pembuatan martabak ini adalah sagu. Di olah lalu digoreng, dengan taburan gula merah di atasnya, martabak ini pun siap untuk dinikmati. Rasa martabak yang satu ini sangat lezat dan manis. Cocok dinikmati pada waktu santai. Ada lagi yang lain yaitu Ikan Bakar Manokwari. yaitu Ikan tongkol yang dibakar. Namun yang membedakaannya adalah sambal yang khas dan sangat pedas. Selanjutnya ada ikan bungkus. Jika dilihat dari tampilannya, memang mirip seperti ikan pepes pada umumnya. Namun yang membedakannya ialah bumbu – bumbu yang beragam.
Dan yang makin membuat penasaran, yaitu Sate Ulat Sagu. Mendengar namanya saja Anda akan geli, bahkan mual. Namun memang bahan dasar pembuat makanan ini adalah ulat di pohon sagu. Cukup mengerikan. Ulat dari pohon sagu itu di tusuk dan di bakar. Sangat mirip dengan pembuatan sate pada umumnya. Anda berani mencobanya?
Kemudian Udang selingkuh, nama yang unik untuk salah satu kuliner ini. Dinamakan udang selingkuh, karena menurut tampilannya memang seperti udang pada umumnya, namun udang ini memiliki capit seperti milik kepiting. Sehingga masyarakat setempat memberikan nama udang selingkuh, karena mereka menganggap udangnya sudah selingkuh dengan kepiting dan menghasilkan anak sedemikian rupa. Unik dan lucu.... nah penasaran kan? Sempatkan diri Anda untuk mencicipi udang – udang yang suka selingkuh. Hehehee. Dan jangan sampai lewatkan berbagai macam kuliner yang unik dari pulau Papua.

Tips Pendakian Ke Puncak Jayawijaya

1. Siapkan Kondisi Fisik Dan Mental

Puncak Jayawijaya atau sering di kenal dengan sebutan Pyramide Carstenz merupakan wisata impian para trakker dunia. Namun untuk mengaksesnya bukanlah hal yang mudah, sehingga dibutuhkan energi yang lebih untuk mengunjunginya. Selain itu suhu di daerah ini sangatlah dingin. Jadi sebelum melakukan perjalana ke Puncak Jayawijaya ada baiknya Anda membiasakan diri untuk berada di ruangan yang dingin, hal ini juga menghindari penyakit hipotermia, yang dapat menyerang Anda sewaktu – waktu ketika melakukan trakking.

2. Mempersiapkan Perlengkapan Trakking Dan Dana

Siapkan perlengkapan yang memadai, karena waktu yang dibutuhkan tidaklah singkat sehingga persiapan jauh – jauh hari sangat dibutuhkan. Pendakian bebas sangat tidak disarankan, sehingga penggunaan jumaring merupakan pilihan yang sangat tepat. Selain perlengkapan, dana yang dibutuhkan untuk perjalanan ini juga cukup mahal, sekitar 100 juta rupiah.

3. Mengurus Ijin Pendakian

Untuk perijinan di tempat ini nampaknya cukup sulit, sehingga biasanya hal tersebut dilakukan jauh – jauh hari sebelum memulai perjalanan. Mengingat di daerah ini sering terjadi konflik antar suku, sehingga berkunjunglah pada waktu yang aman.

4. Berlatih Skill Trakking

Puncak Jayawijaya tidak dapat dicapai dengan hal yang mudah, karena medan trakking sangat terjal dan berbahaya, sehingga diperlukan keahlihan khusus untuk dapat sampai kesana. Maka dari itu, cobalah trakking di gunung lain terlebih dahulu, sebelum Anda mengunjungi Puncak Jayawijaya.

5. Jangan Kesana Sendirian

Tidak disarankan anda melakukan perjalanan sendirian, karena sulitnya untuk menjangkau Puncak Jayawijaya. Sebaiknya anda melakukan perjalanan berkelompok. Mengikuti paket wisata dari agen perjalanan juga sangat disarankan, mengingat rute yang ditempuh tidaklah mudah.
Itulah ulasan mengenai Puncak Jayawijaya Papua yang merupakan pegunungan tertinggi yang ada di Indonesia, semoga ulasan diatas bisa bermanfaat bagi Anda semua.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar